Habiskan 14 Miliar, Jalan Sungai Awan Kiri – Tanjung Pura Masih Terendam

Jalan Sungai Awan Kiri - Tanjung Pura
Kondisi ruas Jalan Sungai Awan Kiri – Tanjung Pura yang terendam air.

KETAPANGNEWS.COM—Belum lama diguyur hujan, proyek peningkatan struktur jalan Sungai Awan Kiri – Tanjungpura Kecamatan Muara Pawan terendam banjir. Proyek menelan anggaran Rp 14 Miliar itu dinilai mubajir karena kondisi jalan setelah dikerjakan dan sebelum dikerjakan masih terendam.

Pelaksana pekerjaan, kejadian itu diakibatkan adanya oknum masyarakat yang sengaja membendung aliran air untuk kepentingan pengangkutan kayu dari dalam hutan sehingga air naik kelokasi proyek.

Salah satu warga Kecamatan Muara Pawan, Andi (34) membenarkan bahwa jalan yang sedang dibangun tersebut terendam banjir. Hal itu diketahuinya setelah melintasi jalan tersebut.

“Kalau seperti ini sama saja dengan sebelum ditimbun, percuma saja anggarannya hingga Rp 14 Miliar kalau kondisi jalan masih terendam,” kata Andi, Kamis (21/11).

Dia berharap, kondisi demikian bisa teratasi. Pasalnya jalan itu merupakan akses penting untuk masyarakat yang menghubungkan beberapa wilayah dan memang sudah selayaknya dibangun maksimal.

“Harapan kita dengan anggaran yang besar dampaknya banar-benar bisa dirasakan masyarakat. Kita mendukung pembangunan karena sangat diharapkan masyarakat, akan tetapi pembangunannya jangan sekedar formalitas, harus dicari solusi mengapa bisa kebanjiran. Sebab sayang anggaran besar tapi kurang maksimal,” ungkapnya.

Pelaksana Tunding Banjir Akibat Perbuatan Oknum Warga

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Site Manager Operasional PT Bayu Karsa Utama selaku pelaksana proyek, Suratno mengaku kondisi jalan yang sekarang terendam air juga dikeluhkan pihaknya. Ia mengaku merasa rugi atas kejadian itu.

“Kami juga mau mengeluh, karena informasinya air yang naik hingga kelokasi disebabkan ada oknum warga yang sengaja membendung saluran untuk difungsikan guna memudahkan mengangkut kayu dari dalam hutan,” keluhnya.

Menurutnya,  kalau kondisi seperti ini sudah beberapa kali terjadi dan membuat pihaknya kewalahan, bahkan harus merugi karena harus kembali melakukan penimbunan yang sudah dilakukan namun tergerus air.

“Persoalan ini sudah saya sampaikan termasuk ke Dinas, tapi belum ada satupun yang menanggapi. Jadi inisiatif kami selaku pelaksana karena tanggung jawab, kami akan kerjakan kembali sampai serah terima pekerjaan ini,” tuturnya.

Ia berharap, dengan adanya niat baik pihaknya, dia meminta pihak terkait peduli dan bersama-sama mendukung pembangunan termasuk kepada oknum yang sengaja melakukan pembendungan air agar dapat memperhatikan kondisi pembangunan.

“Kami terus bekerja maksimal, ya jangan dibanjirilah, kasian juga masyarakat lain yang melintas. Urusan membendung kalau itu persoalan klasik harapan kami ada solusilah dari pihak terkait,” harapnya.

Perlu Campur Tangan Pemerintah

Ketua Komisi IV DPRD Ketapang, Achmad Soleh menuturkan, beberapa waktu lalu Komisi IV sempat melakukan monitoring beberapa proyek pembangunan di Ketapang, termasuk Jalan Sungai Awan Kiri – tanjungpura.

Dia menilai, dari hasil pantauan terdapat aliran sungai yang tersumbat serta ditambah adanya pembendungan air aliran sungai oleh oknum warga.

“Jadi memang terbukti dan saya lihat sendiri waktu ninjau, bahkan bendungan dilakukan dengan menggunakan terpal sehingga aliran sungai tidak mengalir,” tuturnya.

Untuk itu, guna mengatasi persoalan, perlu campur tangan pemerintah Kecamatan hingga Desa untuk dapat mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembendungan air.

“Nanti kami akan coba jadwalkan diskusi bersama pihak terkait, termasuk Kecamatan dan Desa untuk mencari solusi dari persoalan ini. Menurut saya, mengatasi persoalan ini salah satunya melakukan normalisasi saluran yang ada supaya pembangunan jalan maksimal dan tahan lama akibat direndam air terus,” tukasnya.(absa)

Leave a Reply

Your email address will not be published.