Satu Undividu Orangutan Diserahkan Pihak Sinka Zoo

Rescue_Badul
Orangutan Badul.

KETAPANGNEWS.COM – International Animal Rescue (IAR) Indonesia dan Balai Koservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat menerima serahan satu individu orangutan dari kebun binatang Sinka Zoo yang berada di Jalan Malindo, Teluk Karang, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kabupaten Singkawang, Kalimantan Barat pada jumat (25/11).

Dalam pres release yang diterima redaksi Senin (27/11) malam, penyerahan ini berawal dari informasi dari pihak Sinka Zoo bahwa ada bayi orangutan sakit yang ada di kebun binatang. Orangutan jantan bernama Badul ini dilaporkan mengalami demam tinggi.

Menanggapi laporan tersebut, tim medis dari IAR ketapang beserta BKSDA Kalbar meluncur ke lokasi Sinka Zoo untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan. Bayi orangutan berusia sekitar 1,5 tahun ini ada di kebun binatang Sinka Zoo sejak 5 November 2017.

Hasil pemeriksaan medis di lapangan menunjukkan adalah gangguan pada sistem pernapasan bayi orangutan ini.

“Hasil auskultasi pada paru-paru mengindikasikan ada permasalahan pada sistem pernapasannya. Ada sedikit suara aneh di napasnya. Dia juga beberapa kali batuk-batuk,” ujar drh. Temia.

“Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya secara pasti,” tambahnya lagi.

Orangutan adalah satwa yang sangat mirip dengan manusia, dan oleh karena itu, proses penyebaran penyakit dari manusia kepada orangutan sangat mudah dan sering terjadi. IAR Indonesia sudah beberapa kali menyelamatkan orangutan sakit dari tangan manusia. Beberapa penyakit yang mereka derita berasal dari pemeliharanya. Tidak sedikit pula orangutan yang akhirnya mati karena manusia tidak mampu merawatnya.

“Apa lagi orangutan itu biasa hidup di alam, jauh dari manusia, di atas pohon dan jauh dari penyakit yang biasa dialami oleh manusia,” jelas drh Adi Irawan, Manager Operasional IAR Indonesia.

“Akibat dipelihara oleh manusia, orangutan bisa terkena penyakit manusia, misalnya tuberculosis (TBC), yang kemudian bisa ditularkan lagi kepada manusia atau satwa lainnya. Penyakit manusia sangat berbahaya pada orangutan dan sering menyebabkan kematian. Maka dari itu proses karantina sangat penting bagi orangutan yang masuk ke pusat rehabilitasi kami. Dan kami sebagai dokter hewan yang berpengalaman menangani orangutan, menyarankan untuk jangan pernah memelihara orangutan karena risiko penularan penyakit terlalu besar. Hal ini dan akan membahayakan orangutan dan manusia juga,” jelasnya lagi.

Badul dan tim dari IAR Indonesia sempat menginap 1 malam di kantor BKSDA Kalbar sebelum membawa orangutan ini ke Pusat Rehabilitasi IAR Indonesia. Selama di pejalanan Badul terlihat cukup tenang. Dokter hewan yang mendampingi Badul selalu memeriksa keadaan Badul sambil memberi makan dan minum. Karena jarak tempuh yang dilewati cukup jauh dikhawatirkan orangutan ini mengalami stres.

Tim sampai di tempat rehabilitasi menjelang malam dan langsung memindahkan Badul ke kandang karantina bayi. Di sini Badul akan menjalai masa karantina selama 8 minggu dan menjalani 2 kali pemeriksaan medis yang lengkap sebelum bergabung dengan orangutan lainnya di pusat rehabilitasi.

Hal ini untuk memastikan Badul sehat dan tidak membawa penyakit yang membahayakan dirinya sendiri menular orangutan lainnya.
Direktur Program IAR Indonesia, Karmele Sanchez mengatakan “Orangutan bayi liar seperti Badul masih punya kesempatan untuk kembali hidup di alam setelah menjalani proses karantina dan rehabilitasi.

“Kebun binatang bukan tempat yang tepat untuk bayi orangutan ini. Tempat rehabilitasi orangutan jauh lebis pantas untuk dia karena dia akan mempunyai kesempatan untuk kembali ke habitatnya,” jelasnya.

BKSDA Kalbar sendiri melalui akun media sosial resminya menghimbau kepada masyarakat Kalimantan Barat agar lebih peduli terhadap nasib satwa liar dengan tidak menjadikannya sebagai peliharaan. Melalui media sosial BKSDA Kalbar menghimbau apabila masih terdapat warga masyarakat yang memelihara satwa liar dilindungi undang-undang agar dapat segera melapor ke Balai KSDA Kalimantan Barat.(dra)

Leave a Reply

Your email address will not be published.