KETAPANGNEWS.COM-Sebanyak 103 unit mesin bajak (hand tranctor) masih menumpuk di belakang Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak ) Ketapang. Mesin tanam dan mesin perontok padi juga terlihat di antara mesin bajak itu. Dijadwalkan, mesin-mesin tersebut akan dihibahkan ke petani sebelum musim tanam tahun ini selesai.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distanak Ketapang, Akhmad Humaidi, mengatakan, pengadaan mesin-mesin berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Ketapang tahun 2016. Dari APBN juga ada dan sudah diserahkan.
‘’Tinggal mesin bajak dari APBD yang belum diserahkan,” kata Humaidi kepada wartawan, kemarin.
Ia menjelaskan, belum dihibahkannya alat-alat pertanian tersebut terkendala oleh proses administrasi dan berkas yang terbilang rumit. Mesin-mesin tersebut akan dihibahkan. Namun, proses penyerahan hibah harus sesuai dengan peraturan dan yang ada.
“Jadi, memang lambat penyerahan mesin bajak tersebut, karena aturan yang agak rumit,” jelasnya.
Menurutnya, proses yang lama tersebut berkaitan dengan verifikasi kelompok tani yang akan menerimanya. Untuk hibah, harus ada usulan proposal terlebih dahulu, kemudian harus verifikasi, betul atau tidak kelompok dan calon penerimanya.
“Setelah itu baru baru diusulkan untuk di-SK-kan Bupati. Tapi sekarang sudah semua, tinggal menyiapkan BA serah terima hibah,” ujarnya.
Humaidi mengungkapkan, penyerahan alat pertanian ini dijadwalkan selesai sebelum musim tanam selesai di tahun ini. Tujuannya agar alat pertanian tersebut bisa digunakan.Sebenarnya saat ini sudah diserahkan, karena saat ini sudah masuk musim mengolah lahan.
“Tapi itu, penyerahan tidak begitu saja. Harus melalui prosedur,” jelasnya.
Ia mengatakan,jika penyerahan dilakukan setelah musim tanam, maka pihaknya rugi, termasuk yang paling besar adalah rugi dari segi program. Tujuan pihaknya mengadakan mesin-mesin pertanian ini adalah untuk mendukung petani agar lebih mudah, cepat, efesien waktu dan mendukung peningkatan produksi padi.
“Tapi kalau terlambat penyerahannya, maka sangat disayangkan. Mesin itu akan menganggur selama berbulan-bulan menunggu musim tanam lagi. Minimal 6 bulan lagi baru bisa digunakan,” ungkapnya.
Sebelumnya, kata Humaidi, penyerahan alat bantu pertanian tidak selambat tahun ini. Penyerahan selesai dilakukan sebelum masuk musim tanam. Sehingga mesin-mesin tersebut sangat membantu petani. Pihanya juga khawatir kalau hand tranctor kelamaan di Kantor Distanak,ada yang hilang juga alat-alatnya.
“ Misalnya mata bajak. Pernah hilang,” ujarnya.
Humaidi menambahkan, Hand Tranctor itu, tidak hanya bersumber dari APBD, bantuan alat pertanian ini juga bersumber dari APBN. Tahun ini, jumlah mesin yang dikirimkan ke Ketapang dari pusat mencapai ratusan unit. Bantuan tersebut memang diajukan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Ketapang, dan mendapat respon positif dari Pusat.
“Namun, bantuan dari Pusat tidak datang sekaligus. Bahkan ada yang datang Januari lalu. Jumlah yang dikirim dari Pusat bertambah terus. Tapi penyerahan yang dari Pusat tidak terlalu rumit. Makanya bisa cepat,” tutupnya.(dra)